CALON BUPATI - Eko Satiya Hushada (kiri) dan beberapa anggota tim Brand Politika usai rapat dengan calon bupati Paniai, Papua Tengah.
JAKARTA - Sejauh ini publik mengenal adanya tim sukses, relawan, atau massa pendukung dari politisi peserta pemilihan umum (pemilu) yang akan menempati jabatan publik. Namun mungkin banyak yang belum tahu di balik itu semua, ada lagi sekelompok profesional yang menjadi arsitek pengatur jalan kemenangan bagi sang calon pejabat publik.
Itulah yang dilakukan oleh para profesional yang tergabung dalam Brand Politika. "Brand Politika berisi orang-orang seperti wartawan yang fokus pada pengemasan dan distribusi pesan. Ada juga periset, ahli IT, ahli strategi, ahli komunikasi, ahli hubungan eksternal, koordinator lapangan, juga desainer multimedia," ungkap Direktur Eksekutif Brand Politika Eko Satiya Hushada di hadapan calon klien yang mengincar posisi bupati wilayah Papua, Jakarta (25/1/2024).
Menurut Eko, timnya akan mengatur seluruh strategi dan serangkaian kegiatan dalam rangka pemenangan calon pejabat publik, baik di eksekutif maupun legislatif. Eko menegaskan, seluruh strategi dan tindakan yang diterapkan tersebut bukan berdasarkan asumsi atau karangan semata. "Semua berdasarkan data hasil survei riil di lapangan. Kegiatan kami selalu diawali dari survei," ungkap Eko.
Berdasarkan data tersebut kemudian dianalisis dan disusun menjadi serangkaian strategi pemenangan atau menjadikan klien layak dipilih. Timnya akan membangun personal branding calon, merancang manajemen isu, ciptakan pesan-pesan yang akan menjadi bahan perbincangan publik. Rangkain kegiatan itu untuk mengangkat popularitas dan elektabilitas klien.
Menurut Eko, dengan memakai Brand Politika sebagai konsultan pemenangan tidak menghilangkan peran relawan. Sebaliknya, keberadaan relawan di lapangan mutlak murni dibutuhkan. "Tetapi kami yang harus menjadi komando bagi seluruh relawan. Seluruh kegiatan, sikap, bahkan tingkah laku relawan pun harus sesuai komando kami," ujar Eko.
Sebab pihaknya sudah merancang pendekatan kampanye dengan artikulasi yang baik dan pesan kampanye yang jelas. Jangankan relawan, seluruh tindakan klien atau calon pejabat publik juga harus sejalan dengan skenario strategi yang dirancang. Contohnya, klien harus patuh dengan apa saja yang harus dilakukan dan sebaliknya apa saja yang tidak harus dilakukan.
"Berdasarkan pengalaman kami di Kalimantan ada klien kami yang tidak mau menurut agar tidak masuk ke wilayah tertentu yang sudah kami survei karena masyarakat setempat ternyata resisten dengan calon ini. Dia tetap bersikeras masuk ke wilayah itu dan ternyata benar ditentang oleh masyarakat setempat yang malah menjadi isu publik yang merugikan elektabilitas klien kami," ungkap Eko.
Eko mengatakan, pihaknya selalu berpegangan berdasarkan data. Pihaknya tidak menerapkan kampanye dalam satu model lalu diterapkan secara menyeluruh untuk setiap tempat. Sebab berdasarkan data yang ada, di setiap tempat atau wilayah ada perbedaan karakteristik dan kebutuhan masyarakat. Sehingga strategi kampanye yang diterapkan di tempat itu harus disesuaikan dengan data yang ada.
"Mungkin ada calon yang suka bagi-bagi amplop tau sembako dan mengira cara ini paling tepat untuk mengangkat elektabilitas. Jangan salah, itu belum tentu. Justru ada kelompok masyarakat yang anti dengan calon yang bagi-bagi amplop dan sembako. Untuk itulah perlunya kita berpegang pada data riil dan analisis untuk merancang strategi kampanye untuk klien," ujar Eko.
Menurut Eko, timnya juga akan mengatur poin-poin yang akan disampaikan oleh klien ketika kampanye di lapangan. Eko mengatakan timnya akan menjaga reputasi personal branding klien. Eko mengatakan, timnya juga yang akan mengatur dan mendesain alat peraga kampanye, seperti stiker, spanduk, baliho, bahkan konten foto dan video untuk media sosial.
"Kami ada alat untuk deteksi percakapan di internet baik di media online atau media sosial lalu menganalisis apakah itu sentimen negatif, netral, atau positif. Jika terdapat isu negatif kami akan melakukan serangkaian tindakan dan upaya supaya menjadi isu positif," sebut Eko. Timnya juga memantau dan membaca strategi dan tindakan lawan politik untuk merancang strategi dan tindakan yang lebih baik untuk klien.
"Kami menawarkan strategi pemenangan jitu berbiaya murah yang tidak korupsi, itulah yang menjadi prinsip profesional kami," sebut Eko. (*)
sumber: satuindonesia.co
Comments