top of page
OK-EKO.jpg

Eko Satiya Hushada S.Sos, Mediator

Eko Satiya Hushada adalah figur yang jarang tersorot publik luas, namun memiliki pengaruh besar di balik layar. Dari kariernya sebagai wartawan dalam grup media besar seperti Jawa Pos, ia telah mengasah ketajaman jurnalistik dan kecermatan data. Keahlian yang ia bawa ke dalam perannya sebagai Direktur Eksekutif Brand Politika. 

Lebih dari sekadar analis politik, Eko pernah dipercaya menjadi konsultan kehumasan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, menunjukan kemampuannya mengelola citra publik dan komunikasi strategis di tingkat pemerintah pusat. Juga banyak menangani pemenangan kontestasi kepala daerah. 

Dalam setiap pekerjaan konsultan dan komunikasi politiknya, Eko selalu mengedepankan pendekatan berbasis data real-time, riset opini publik, memantau sentimen publik hingga media sosial dan membuat strategi yang tidak kira-kira, melainkan terukur dan responsif .

Dengan latar pers dan pengalaman praktis kehumasan pemerintahan, Eko hadir sebagai jembatan antara media, publik, dan kebijakan. Membuktikan bahwa komunikasi yang efektif lahir dari integritas, analisis mendalam, dan eksekusi yang tepat.

  • Youtube
  • Instagram

Pendidikan, Pengalaman dan Keahlian

Jurnalis, Konsultan Politik, Mediator Politik

Eko Satiya Hushada memulai jejaknya di dunia komunikasi sejak usia sangat muda. Lahir dan besar di Medan, ia memberanikan diri merantau ke Samarinda setelah lulus SMA pada tahun 1993. Di tanah Borneo itulah ia menapaki karier sebagai reporter radio di Mitra FM dan wartawan di Mimbar Masyarakat, sebuah surat kabar mingguan. Sambil bekerja, ia menyelesaikan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Mahakam, dengan fokus pada jurusan Jurnalistik.

​

Tahun 1994, ia bergabung dengan Manuntung, Group Jawa Pos, yang kelak dikenal sebagai Kaltim Post. Dalam waktu singkat, Eko yang kelahiran Desember 1974 itu, menunjukkan performa cemerlang. Hanya dua tahun berselang, ia dipercaya memimpin pendirian Samarinda Pos, lalu ditugaskan memperkuat ekspansi grup di Radar Tarakan. Tak hanya bergelut di redaksi, Eko juga menjajal peran sebagai manajer iklan dan marketing, membuktikan kepiawaiannya dalam aspek editorial maupun komersial.

​

Tahun 1998, di tengah tugasnya di Kaltim Post, Eko mendapat izin khusus menjadi koresponden Kantor Berita Reuters. Foto-foto karyanya, terutama dokumentasi aksi reformasi dan kebakaran hutan Kaltim, menjadi bagian dari laporan Reuters yang tersebar ke berbagai belahan dunia.

​

Tahun 2006 menjadi titik balik penting. Putera Aceh itu memutuskan mengundurkan diri dari Kaltim Post Group, dan memilih menempuh jalur baru sebagai konsultan politik independen. Ia membaca peluang besar di era pemilihan kepala daerah langsung, dan mengambil risiko besar dengan mendirikan perusahaan konsultan sendiri.

Klien perdananya, Ridwan Suwidi, calon bupati Kabupaten Paser, berhasil menang telak melawan petahana kuat. Sebuah kemenangan awal yang mengangkat nama Eko ke panggung konsultan politik Kalimantan. Sejak itu, ia dikontrak oleh berbagai calon kepala daerah dan menjadi bagian dari peta pemenangan politik regional.

​

Eko juga sempat mengajar sebagai dosen praktisi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Mulawarman, pada Program Studi Ilmu Komunikasi. Ia pun pernah dipercaya sebagai Ketua Komisi Informasi Provinsi (KIP) Kalimantan Timur, menunjukkan komitmennya terhadap keterbukaan informasi dan hak publik.

Saat ini Eko menetap di Jakarta dan memimpin Brand Politika, perusahaan konsultan politik dan pemerintahan yang ia dirikan. Ia sempat dipercaya kembali oleh Jawa Pos Group menjadi Pemimpin Redaksi Harian Indopos di Jakarta pada tahun 2017-2019, namun kemudian kembali fokus penuh pada jalur strategis politik.

​

Kini, ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Brand Politika, CEO Abu Bakar Project serta Direktur PT Panji Masyarakat Multimedia Nusantara, penerbit yang mewarisi semangat intelektual majalah legendaris Panji Masyarakat.


Sebagai pelengkap kiprahnya, Eko juga aktif menjadi mediator politik, memfasilitasi penyelesaian sengketa secara damai dan strategis. Ia menyandang sertifikasi mediator profesional dari Pusat Mediasi Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM), menjadikan dirinya sebagai salah satu konsultan politik yang tidak hanya bicara strategi, tetapi juga rekonsiliasi dan harmoni demokrasi. (*)

Kontak Eko Satiya Hushada

bottom of page